Rabu, 26 Mei 2021

Balikpapan Nyaman Dihuni Jika Hujan Banjir Kerap Terjadi

Banjir Saat Hujan Datang di Balikpapan

BALIKPAPAN - wartaexpress.com -
Balikpapan sebagai kota yang cukup disegani di wilayah Kalimantan Timur dan sering dijuluki ‘Kota Minyak’ bukan isapan jempol belaka. Ini terbukti sejak pemerintahan dipegang Walikota H. Imbaad Hamid, SE hingga sekarang, Balikpapan dengan sejumlah program pembangunannya termasuk paling getol dilaksanakan secara berkesinambungan.

Tidak heran selain mendapat julukan tersebut di atas, Kota Balikpapan juga sering disebut sebagai kota dengan tingkat perkembangannya terus menanjak dan disebut sebagai kota ‘Jasa’. Telah banyak program yang dicanangkan pemerintah yang berkaitan dengan lingkungan dan mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah pusat.

Tidak terlepas dari perkembangan positif sebuah kota yang terus maju, masyarakat Balikpapan juga sangat senang dengan julukan sebagai kota yang nyaman dihuni. Namun sejauh itu,slogan tersebut  tidak selamanya membawa kesejahteraan hidup, masih banyak penduduk di Balikpapan mengungkapkan keluhannya terutama yang tinggal di tempat paling rendah, karena memang kondisi kota yang letak geografisnya berbukit-bukit, sehingga kejadian bencana kerapkali terjadi.

Bencana yang kerapkali menjadi sorotan warga dan bahkan menjadi agenda sibuk pemerintah kota yakni banjir, longsor dan kebakaran. Hal banjir ini jika hujan datang yang mendapat porsi utama soal bagaimana solusi untuk segera mengatasinya.

Menurut data informasi yang dihimpun, adapun lokasi yang sering mengalami banjir yakni Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan, persis di depan Global Sport dan kawasan Balikpapan Baru. Kemudian pemukiman warga di Jalan Beler, Balikpapan Tengah. Selanjutnya kawasan Terminal Balikpapan Permai di Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan Kota. Area pemukiman di Telindung, Balikpapan Utara serta area pemukiman lain yang terkadang secara mendadak terkena banjir.

Pengakuan muncul dari salah satu warga Jalan Beler, Indra (22) mengatakan, bahwa genangan air sering muncul tidak berapa lama setelah hujan. Dan bahkan kawasan tempat tinggal mereka memang sudah langganan banjir karena berada di dataran rendah. "Sudah biasa banjir kalau datang hujan. Tapi paling setinggi lutut orang dewasa. Kalau hujan reda, pasti surut lagi. Warga di sini juga sudah tahu dan sudah siap-siap sebelumnya," ujarnya.

Ditambahkannya, selain daerah mereka dataran rendah, di belakang rumah warga juga terdapat parit berukuran besar yang bermuara ke laut. Jadi setiap genangan air di beberapa lokasi yang ada di Balikpapan akan melalui parit tersebut hingga meluap. "Dari dulu paritnya memang selalu meluap. Makanya warga selalu waspada. Jadi lokasi ini memang sudah langganan banjir kalau hujan," ungkapnya.

Dari beragam keluhan yang muncul dari warga masyarakat Kota Balikpapan, jika bencana datang terutama saat hujan tiba dan banjir kerap terjadi maka aspirasi keluhan tersebut disampaikan ke DPRD. Sehingga pihak DPRD dengan berbagai upaya dan cara dikerahkan hingga membahasnya di rapat bersama Pemerintah Kota serta OPD.

Sementara itu pihak Pemerintah Kota Balikpapan untuk mengatasi dan penanggulangan banjir, untuk tahun 2021 anggaran dialokasikan senilai Rp. 49 miliar. Meski begitu, dana tersebut direncanakan akan difokuskan untuk berbagai keperluan dalam beberapa program yang ada.

Seperti dikemukakan Kepala DPU Balikpapan, Andi Yusri Ramli, sebagai kepanjangan dari Pemerintah Kota Balikpapan pada tahun 2021 instansinya fokus dalam penanggulangan banjir. “Dengan anggaran yang terbatas, prioritas masalah banjir ini, kami arahnya ke situ juga,” ujarnya saat ditemui berbagai awak media. Setelah rapat dengar pendapat (RDP) digelar di Aula Gedung DPRD Kota Balikpapan beberapa waktu lalu.

Yusri mengemukakan, bahwa dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPRD Balikpapan, ada beberapa usulan pengadaan seperti, pompa penyedot air bersih dan lumpur dengan sistem mobile sehingga kapan pun dan di mana pun diperlukan bisa digunakan. “Bisa saja difungsikan untuk menyedot sedimentasi yang sifatnya di dalam kota,” akunya.

Yusri menjelaskan, bahwa anggaran sekitar Rp. 49 miliar untuk penanganan yang berkaitan dengan saluran dan sedimentasi akan dimanfaatkan sebaik mungkin. “Mudah-mudahan anggaran cukup dan bermanfaat,” imbuhnya.

Dia juga berharap adanya peran serta masyarakat atau pihak ketiga seperti halnya pengembang, sehingga tidak semua penanganan banjir diserahkan kepada pemerintah khususnya DPU. “Masyarakat kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing supaya saluran dapat berfungsi dengan baik. Sehingga DPU hanya mengurus di pinggiran jalan, saluran sekunder dan primer dan tidak lagi mengurus lingkungan masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri mengemukakan, untuk setiap tahun penanganan banjir selalu dianggarkan. Namun, banjir masih kerapkali terjadi di Kota Balikpapan. Dengan adanya upaya terobosan atau alternatif seperti usulan alat penghisap yang dapat menyedot air pada saat banjir agar bisa dibuang ke laut diharapkan bisa dimaksimalkan. “Saya kasih masukan kepada DPU supaya banjir tidak perlu selalu dengan anggaran yang besar, tetapi tidak terealisasikan maksimal, lebih baik mencari terobosan yang baru,” tandasnya.

Seperti halnya juga, penanganan banjir dapat dilakukan dengan mengeruk sedimentasi yang merupakan salah satu penyebab banjir. “Percuma di atas diperbaiki tetapi di bawah sedimen tanahnya tidak dikerok,” pungkasnya. (Ton/Yd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....