Banjir Saat Hujan Datang di Balikpapan
BALIKPAPAN -
wartaexpress.com -
Balikpapan sebagai kota yang cukup disegani di wilayah Kalimantan Timur dan
sering dijuluki ‘Kota Minyak’ bukan isapan jempol belaka. Ini terbukti sejak
pemerintahan dipegang Walikota H. Imbaad Hamid, SE hingga sekarang, Balikpapan
dengan sejumlah program pembangunannya termasuk paling getol dilaksanakan
secara berkesinambungan.
Tidak heran selain
mendapat julukan tersebut di atas, Kota Balikpapan juga sering disebut sebagai
kota dengan tingkat perkembangannya terus menanjak dan disebut sebagai kota ‘Jasa’.
Telah banyak program yang dicanangkan pemerintah yang berkaitan dengan
lingkungan dan mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah pusat.
Tidak terlepas dari
perkembangan positif sebuah kota yang terus maju, masyarakat Balikpapan juga
sangat senang dengan julukan sebagai kota yang nyaman dihuni. Namun sejauh
itu,slogan tersebut tidak selamanya
membawa kesejahteraan hidup, masih banyak penduduk di Balikpapan mengungkapkan
keluhannya terutama yang tinggal di tempat paling rendah, karena memang kondisi
kota yang letak geografisnya berbukit-bukit, sehingga kejadian bencana
kerapkali terjadi.
Bencana yang kerapkali
menjadi sorotan warga dan bahkan menjadi agenda sibuk pemerintah kota yakni
banjir, longsor dan kebakaran. Hal banjir ini jika hujan datang yang mendapat
porsi utama soal bagaimana solusi untuk segera mengatasinya.
Menurut data informasi
yang dihimpun, adapun lokasi yang sering mengalami banjir yakni Jalan MT
Haryono, Balikpapan Selatan, persis di depan Global Sport dan kawasan
Balikpapan Baru. Kemudian pemukiman warga di Jalan Beler, Balikpapan Tengah.
Selanjutnya kawasan Terminal Balikpapan Permai di Jalan Jenderal Sudirman,
Balikpapan Kota. Area pemukiman di Telindung, Balikpapan Utara serta area
pemukiman lain yang terkadang secara mendadak terkena banjir.
Pengakuan muncul dari
salah satu warga Jalan Beler, Indra (22) mengatakan, bahwa genangan air sering
muncul tidak berapa lama setelah hujan. Dan bahkan kawasan tempat tinggal
mereka memang sudah langganan banjir karena berada di dataran rendah.
"Sudah biasa banjir kalau datang hujan. Tapi paling setinggi lutut orang
dewasa. Kalau hujan reda, pasti surut lagi. Warga di sini juga sudah tahu dan
sudah siap-siap sebelumnya," ujarnya.
Ditambahkannya, selain
daerah mereka dataran rendah, di belakang rumah warga juga terdapat parit
berukuran besar yang bermuara ke laut. Jadi setiap genangan air di beberapa
lokasi yang ada di Balikpapan akan melalui parit tersebut hingga meluap.
"Dari dulu paritnya memang selalu meluap. Makanya warga selalu waspada.
Jadi lokasi ini memang sudah langganan banjir kalau hujan," ungkapnya.
Dari beragam keluhan
yang muncul dari warga masyarakat Kota Balikpapan, jika bencana datang terutama
saat hujan tiba dan banjir kerap terjadi maka aspirasi keluhan tersebut
disampaikan ke DPRD. Sehingga pihak DPRD dengan berbagai upaya dan cara
dikerahkan hingga membahasnya di rapat bersama Pemerintah Kota serta OPD.
Sementara itu pihak Pemerintah
Kota Balikpapan untuk mengatasi dan penanggulangan banjir, untuk tahun 2021
anggaran dialokasikan senilai Rp. 49 miliar. Meski begitu, dana tersebut
direncanakan akan difokuskan untuk berbagai keperluan dalam beberapa program
yang ada.
Seperti dikemukakan
Kepala DPU Balikpapan, Andi Yusri Ramli, sebagai kepanjangan dari Pemerintah Kota
Balikpapan pada tahun 2021 instansinya fokus dalam penanggulangan banjir.
“Dengan anggaran yang terbatas, prioritas masalah banjir ini, kami arahnya ke
situ juga,” ujarnya saat ditemui berbagai awak media. Setelah rapat dengar
pendapat (RDP) digelar di Aula Gedung DPRD Kota Balikpapan beberapa waktu lalu.
Yusri mengemukakan,
bahwa dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPRD Balikpapan, ada
beberapa usulan pengadaan seperti, pompa penyedot air bersih dan lumpur dengan
sistem mobile sehingga kapan pun dan di mana pun diperlukan bisa digunakan.
“Bisa saja difungsikan untuk menyedot sedimentasi yang sifatnya di dalam kota,”
akunya.
Yusri menjelaskan,
bahwa anggaran sekitar Rp. 49 miliar untuk penanganan yang berkaitan dengan
saluran dan sedimentasi akan dimanfaatkan sebaik mungkin. “Mudah-mudahan
anggaran cukup dan bermanfaat,” imbuhnya.
Dia juga berharap
adanya peran serta masyarakat atau pihak ketiga seperti halnya pengembang,
sehingga tidak semua penanganan banjir diserahkan kepada pemerintah khususnya
DPU. “Masyarakat kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing
supaya saluran dapat berfungsi dengan baik. Sehingga DPU hanya mengurus di
pinggiran jalan, saluran sekunder dan primer dan tidak lagi mengurus lingkungan
masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua
Komisi III DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri mengemukakan, untuk setiap tahun
penanganan banjir selalu dianggarkan. Namun, banjir masih kerapkali terjadi di
Kota Balikpapan. Dengan adanya upaya terobosan atau alternatif seperti usulan
alat penghisap yang dapat menyedot air pada saat banjir agar bisa dibuang ke
laut diharapkan bisa dimaksimalkan. “Saya kasih masukan kepada DPU supaya
banjir tidak perlu selalu dengan anggaran yang besar, tetapi tidak
terealisasikan maksimal, lebih baik mencari terobosan yang baru,” tandasnya.
Seperti halnya juga, penanganan banjir dapat dilakukan dengan mengeruk sedimentasi yang merupakan salah satu penyebab banjir. “Percuma di atas diperbaiki tetapi di bawah sedimen tanahnya tidak dikerok,” pungkasnya. (Ton/Yd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar