Disampaikan Kepala DPKH Brebes, drh. Ismu Subroto, M.Si, melalui Hendri Adi Komara, S.Pt, M.Pt (43), Kabid Budidaya Ternak DPKH Brebes, bahwa kelima kecamatan yang menjadi sentra pengembangan budidaya Sapi Jabres meliputi Bantarkawung, Ketanggungan, Larangan, Banjarharjo, dan Kecamatan Salem.
“Sapi Jabres adalah plasma nutfah
sapi lokal Kabupaten Brebes atau salah satu Sumber Daya Genetik Hayati (SDGH)
sapi lokal Indonesia, dimana sejak dulu telah memegang peranan penting dalam
memasok dan menjaga stabilitas harga daging di Brebes khususnya dan Jawa Tengah
umumnya,” bebernya selepas acara Launching Kampung Ternak Sapi Jabres di
Pendopo Kecamatan Bantarkawung, Sabtu (29/5/2021).
Lanjutnya dikatakan, bahwa Sapi
Jabres sebagai salah satu rumpun sapi lokal Indonesia telah ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2842/KPTS/LB.430/8/2012, tanggal 13 Agustus
2012 lalu.
Hal itu kemudian diperkuat dengan
terbitnya Keputusan Menteri Pertanian Nomor 347/KPTS/PK.020/5/2016, tentang
penetapan Kabupaten Brebes sebagai wilayah sumber bibit Sapi Jabres.
“Potensi plasma nutfah Sapi Jabres ini perlu ditingkatkan lagi dengan pengelolaan secara baik dan berkelanjutan, yaitu pengembangan pusat-pusat pembibitan ternak di pedesaan,” sambungnya.
Menurutnya, itu merupakan salah
satu upaya pelestarian Sapi Jabres, sehingga kesehatan hewan di tingkat para
petani desa harus ditingkatkan melalui kegiatan terprogram mulai dari
penyidikan, pengamatan, pengawasan, pencegahan, pemberantasan penyakit pada
ternak.
Menurutnya, dengan memberdayakan
dan melatih peternak dari masyarakat, itu juga merupakan upaya untuk menjaga
stok bibit Sapi Jabres yang berkualitas.
Untuk desa yang menjadi pilot
project pengembangan ternak adalah Desa Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung,
dengan sebutan Kampung Ternak Sapi Jabres.
Di Pengarasan, pelatihan yang
sudah dilaksanakan adalah penerapan good breeding, penyelamatan betina
produktif, penjaringan pejantan, pelayanan kesehatan hewan, dan kegiatan
asuransi ternak.
Pihaknya berharap kedepan desa-desa lainnya di 5 kecamatan tersebut mampu menghasilkan bibit sapi Jabres sesuai SNI.
Dalam workshop di Pendopo
Kecamatan Bantarkawung itu juga diisi oleh beberapa narasumber yaitu Dr. Peni
Wahyu Prihandini, S.Pt, M.P, Dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta, dan Ir.
Panjono, S.Pt. M.P dari Loka Penelitian Sapi Potong Grati Pasuruan.
Untuk diketahui, bahwa Sapi
Jabres merupakan hasil persilangan antara Sapi Madura/Bali dengan sapi lokal
atau ongole, sehingga sapi ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi di
lingkungan yang ekstrim atau minim makanan. Walaupun demikian, daging Sapi Jabres
sendiri jauh lebih enak saat dikonsumsi.
Jadi sapi ini sangat mudah
dipelihara karena memiliki ketahanan tubuh yang lebih dan mau makan jenis daun
apa saja.
Untuk harga di pasaran, Sapi
Jabres juga lebih murah yakni berkisar antara Rp. 9-11 juta per ekor dengan
ukuran dan berat yang sama dari sapi jenis lainnya.
Sementara itu, sekilas tentang
Padang Penggembalaan Ternak Maribaya adalah inovasi dari DPKH Brebes agar Jawa
Tengah mempunyai padang penggembalaan ternak seperti di Padang Mangatas di
Sumatera Barat atau di New Zealand. Jadi sampai dengan saat ini, Padang
Penggembalaan Ternak Maribaya adalah satu-satunya padang penggembalaan ternak
di Jateng.
Di padang ini, setidaknya ada 110
ekor Sapi Jabres, dimana awalnya pada tahun 2015 hanya ada 10 ekor bantuan dari
Dinas Peternakan Pusat, ditambah bantuan dari Pemkab Brebes sebanyak 78 ekor
pada 2016 lalu.
Padang ini juga dinamai Eduwisata Kandang Pelangi, dimana para wisatawan diajak untuk mengecat kandang kambing milik masyarakat Dukuh Maribaya dengan cat warna-warni. (Kujang/Aan)