JAYAPURA - wartaexpress.com - Tokoh Agama Papua, Pendeta Albert Yoku meminta pelaksanaan otonomi khusus dievaluasi menyeluruh, agar dapat mensejahterakan dan benar-benar dirasakan masyarakat Papua dan Papua Barat.
Menurutnya, evaluasi perlu melibatkan seluruh unsur sehingga dapat mengukur
pencapaian otsus maupun kegagalannya, yang mana seharusnya otsus dapat
memberikan dampak positif.
“Jadi, menurut saya Otsus perlu dievaluasi dengan melihat kekuatan
kebersamaan anak bangsa itu, dan keberpihakan jangan keterlaluan,” kata Pendeta
Albert dalam dialog kebangsaan bertajuk “Peran Tokoh Agama untuk Kerukunan
Papua”, bersama Danlanud Silas Papare Marsekal Pertama TNI Budhi Achmadi yang
diunggah Channel Youtube Lanud Silas Papare, Jumat (1/1/2021).
Meski menurutnya sesuatu kekhususan itu selalu membedakan, seharusnya hukum
tata negara dapat memberikan pemahaman yang mencerdaskan, boleh atau tidak ada
kekhususan. Berbeda halnya dengan misi keagamaan bahwa umat berasal dari
masyarakat yang majemuk. Karenanya, Pendeta Albert berpendapat, sebaiknya
pemerintah membuat kekhususan dalam hal tertentu.
“Jadi, kalau saya tetap berprinsip sebenarnya negara tak perlu membuat
Otsus dalam bentuk peraturan. Kalau negara membuat kekhususan dalam pendekatan
pendidikan, ekonomi dan kesehatan itu lebih baik sehingga semua turut
terbangun,” jelasnya.
Pendeta Albert mengatakan, bahwa dengan skema Otsus di Papua seakan terjadi
pemisahan antara wilayah yang diprioritaskan dan tidak mendapat perhatian
khusus. Maka itu perlu dievaluasi. “Sebaiknya keberpihakan terfokus pada bidang
tertentu dalam waktu tertentu dan harus diintervensi. Misalnya soal pendidikan,
negara turun dengan uang, orang yang profesional di sini maksimal baru kita
bisa mencapai sesuatu,” tuturnya.
Namun dengan diberikannya keleluasaan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam mengelola Otsus ternyata hasilnya tidak dirasakan oleh
masyarakat Papua. “Kalau seperti sekarang kita berikan Otsus ke Papua, kemudian
data BPS 2020 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita paling rendah kemudian provinsi
termiskin,” beber Pendeta Albert.
Mantan Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Papua itu menambahkan,
bahwa perhatian pemerintah kepada rakyat Papua sangat besar. Namun ada segelintir
orang yang memanfaatkannya. “Saya malu ngomong itu karena negara begitu baik
memberi perhatian. Kita orang Papua yang menjadi Gubernur, DPR, kita
menyia-nyiakan ini,” kata Pendeta Albert.
Dia mengibaratkan, bahwa Otsus merupakan anugerah terbesar dari Tuhan yang telah diberikan kepada masyarakat Papua. Tentunya harus dikelola dengan baik. “Otsus itu berkat besar dari Tuhan kepada Papua kalau dikelola secara tanggungjawab dan sesuai tujuannya. Tapi hari ini tidak jadi berkat, jadi kalau dievaluasi sangat penting,” jelas Pendeta Albert. (Kontr/A.Rohanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar