RAJA AMPAT - wartaexpress.com - Masyarakat adat Suku Byak di Provinsi Papua Barat yang tergabung dalam kesatuan masyarakat adat Byak (KMAB) melaksanakan Rapat Kerja pertama di Kampung Jensaway, Raja Ampat, 5-6 Mei 2022, salah satu rekomendasi yang dihasilkan adalah Bupati Raja Ampat tahun 2024-2029, harus berasal dari Suku Byak di Raja Ampat.
Lima ratus orang
perwakilan masyarakat adat Suku Byak yang berasal dari satu kota dan
delapan kabupaten di Provinsi Papua
Barat berkumpul di Kampung Yensaway selama tanggal 5 dan 6 Mei 2022, untuk melaksanakan Rapat Kerja
guna membahas eksistensi masyarakat Suku Byak di Provinsi Papua Barat.
Menurut antropolog Uncen, DR. Andro Loekito, dalam penyampaian materi Raker mengatakan, bahwa Suku Byak terdiri 3 kelompok, yaitu pertama, orang Byak yang berada di Biak, Supiori dan Numfor. Sementara di Papua Barat, ada dua kelompok yakni orang Byak yang berdiaspora yaitu bekerja dan tinggal di Papua Barat, namun masih memiliki hubungan emosional dengan Biak, dan orang Byak yang sudah ke luar dan menetap di suatu wilayah yang tergolong hibrida.
Orang Byak hibrida
yakni mereka yang sudah ratusan tahun ke luar dari asal usulnya karena alasan
tertentu, dan tinggal menetap di suatu wilayah, sudah memiliki hak tanah, namun
sudah tidak dikenal lagi di kampung halaman Biak, dan sudah menjadi suku baru,
seperti Suku Dore di Manokwari, serta Suku Betew, Kafadarun, Usba dan Wardo di
Raja Ampat, tetapi mempergunakan bahasa, budaya dan adat-istiadat Byak.
Menjelang Pilkada tahun
2024, dan dalam rangka meningkatkan eksistensi orang Byak di Papua Barat,
khsusnya Raja Ampat, salah satu rekomendasi yang dihasilkan Raker KMAB adalah
bahwa Bupati Raja Ampat tahun 2024 haruslah berasal dari Suku Byak di Raja
Ampat yakni Usba, Wardo dan Betew Kafadarun.
Orang Byak yang
diharapkan menjadi Bupati Raja Ampat tahun 2024, adalah pemimpin yang memiliki
jiwa serta dedikasi membangun Suku Byak di Papua Barat, khususnya Raja Ampat,
dan telah dibuktikan melalui tindakan nyata.
Raker pertama suku Byak Bar Wambarek (Papua Barat) dibuka oleh Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, didampingi Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE, dan ditutup oleh Mansonanem, Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, S.IP, MM, M.E.Dev.
Mananwir Beba Bar
Wambarek, Hengky Korwa S.Sos, mengungkapkan rasa terharunya kepada Wakil Bupati
Raja Ampat, Mansonanem, Orideko Iriano Burdam, atas bantuan dan dukungan penuh
terhadap suksesnya penyelenggaraan Raker pertama Suku Byak Papua Barat.
“Kami sangat terharu,
luar biasa, karena anak kami Mansonanem Bapak Oridek Burdam, benar-benar
bekerja tulus dengan seluruh panitia, bertanggungjawab terhadap kegiatan besar
ini. Bapak Orideko Burdam, selama kegiatan berjalan, kurang lebih tiga kali ke Kampung
Jensawai untuk memastikan kegiatan Raker berjalan, dan di tengah kesibukannya,
Orideko Burdam tetap stay di Kampung Yensawai selama kegiatan berlangsung,“
ujarnya.
Raker Suku Byak Papua Barat membawa sebuah semangat dan harapan baru kepada semua orang Byak di Papua Barat sebagaimana sebuah ungkapan syair lagu yang dinyanyikan Binsyowi atau Ibu-ibu Byak , “Bangunlah hai Suku Byak dari tidur panjang, sudah waktunya orang Byak bangkit dalam rangka menunjukkan eksistensi dalam era globalisasi“. (JOS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar