BREBES - wartaexpress.com - Rob kembali menggenangi wilayah Desa Randusanga Kulon dan Randusanga Wetan, Kecamatan/Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (18/10/2021). Beberapa aktivitas warga di pesisir Pantai Randusanga Indah (Parin) terganggu akibat genangan air setinggi 25-40 centimeter.
Danramil 01 Brebes Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Kunpriyanto menjelaskan, bahwa rob yang merupakan langganan di pesisir pantai utara Jawa ini mulai terjadi sekitar pukul 07.00 WIB dan menjelang dzuhur belum surut juga. “Akses jalan menuju Pantai Randusanga Indah juga terendam air,” terangnya.
Adapun sejumlah titik terdampak
air pasang laut itu meliputi RW. 01 (6 RT) dan RW. 02 (7 RT) di Desa Randusanga
Kulon, sedangkan di Randusanga Wetan di RT. 01 RW. 03.
Untuk diketahui, banjir rob yang
terjadi di wilayah itu terjadi setiap tahun antara bulan Mei-Juni dan jelang
musim penghujan. Warga pun meminta kepada Pemkab untuk segera memulai
pembangunan tanggul penahan ombak, dimana telah direncanakan pembangunannya
tahun lalu dengan nilai sebesar Rp. 500 miliar, termasuk peninggian badan jalan
di lima kecamatan yakni Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Brebes.
Dikutip dari detik.com, Kepala Desa Randusanga Wetan, Swi Agung Kabiantara mengungkapkan, bahwa rob juga menyapu lahan tambak milik petani yang berada di bibir pantai dengan kisaran 50 hektar. Sementara 250 hektar tambak lain juga terdampak karena abrasi rob.
Menurutnya, abrasi di wilayahnya
ini tergolong sangat cepat, terjangan rob setiap tahun mengikis daratan dari
bibir pantai sepanjang kurang lebih 30 meter.
“Per tahun daratan kita yang
hilang itu sekitar 30 meter. Dikhawatirkan lambat laun abrasi ini bisa sampai
di permukiman. Jadi kami berharap ada solusi konkret seperti pembangunan
pemecah gelombang seperti di Kota Tegal, pesisir pantainya masih utuh,” beber
Swi Agung (14/10/2021).
Iswanto (46), salah satu
warga Desa Randusanga Wetan membenarkan, dirinya sendiri juga terdampak rob. Ia
mengaku lahan tambak seluas 6.500 meter persegi miliknya sudah tidak
berbekas/hilang sejak terkena abrasi rob mulai tahun 2015 lalu.
“Sekarang sudah jadi laut, padahal tambak bandeng itu satu-satunya sumber penghidupan keluarga kami,” ujarnya. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar