JAKARTA - wartaexpress.com - Seorang penasihat utama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, bahwa konflik di Gaza yang berakhir dengan gencatan senjata, Jumat (21/5/2021), telah melemahkan kelompok Hamas dan membuka jalan bagi perjanjian damai.
Mark Regev, yang juga mantan duta besar Israel untuk Inggris,
menuduh kelompok milisi terbesar di Palestina itu sebagai yang memulai
gara-gara.
"Mereka memulai rangkaian tindak kekerasan ini tanpa alasan
apa pun dan mereka sekarang sudah menanggung akibatnya,” kata Regev seperti
dikutip BBC.
Ia mengklaim, bahwa Hamas telah dikalahkan dan menyampaikan
harapan agar suara moderat dari Palestina bisa lebih mengemuka. "Apa yang
bisa Anda lakukan kalau Hamas menentang semua solusi politik?" ujarnya.
"Saya harap kami bisa berdamai dengan warga Palestina, tetapi
hal itu tidak akan terjadi dengan Hamas," pungkas Regev.
Di pihak lain, Ketua Bidang Politik Hamas, Ismail Haniya,
mengindikasikan, bahwa Hamas menang dalam pertempuran yang berlangsung 11 hari.
Haniya menambahkan, bahwa akhir konflik dengan Israel kali ini
merupakan ‘lompatan besar dalam sejarah konflik kita melawan musuh’.
"Perang ini meruntuhkan ilusi untuk negosiasi, perlawanan
yang dilakukan Hamas adalah pilihan strategi terbaik untuk kemerdekaan. Kami
sebagai sebuah gerakan dan pemimpin pergerakan, bersama orang-orang baik bangsa
ini dan seluruh dunia, akan membangun Gaza kembali," kata Haniya.
Israel, Amerika Serikat dan sejumlah negara barat lainnya
memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris dan tidak bersedia
berunding dengan mereka. Hamas menguasai Jalur Gaza, sementara Otoritas
Palestina yang diakui dipegang oleh kelompok Fatah. (Bs.com/HA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar